Korsel Dilema, WNA Naik 4 Ribu Persen, tapi Angka Kelahiran Lokal Lesu

3 hours ago 3
ARTICLE AD BOX

Seoul -

Korea Selatan menjadi salah satu tujuan populer bagi turis atau warga negara asing untuk singgah dan tinggal. Bahkan angka jumlah penduduk asing naik 4 ribu persen selama tiga dekade. Namun, Negeri Gingseng tersebut tengah mengalami dilema merosotnya angka kelahiran penduduk lokal.

Melansir New York Post, Jumat (20/9/2024), Korea Selatan memiliki populasi 52 juta jiwa. Negara itu menarik perhatian dunia lewat berbagai hal viral seperti Olimpiade PyeongChang di tahun 2018, musik K-pop, film seperti Squid Game, hingga tarian viral Gangnam Style.

Tak hanya hiburan, Korea Selatan juga menjadi destinasi wisata menarik karena kepopuleran makanan khasnya. Masyarakat Indonesia misalnya, tak asing dengan ramyun, bibimbap, tteokbokki, saus gochujang, dan lain sebagainya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut data dari perusahaan asuransi William Russell, tak ayal hal itu membuat ada 2 juta turis telah mampir ke Korea Selatan tahun ini.

Di sisi lain, Korea Selatan seperti halnya Jepang. Mereka tengah mengalami krisis kependudukan di tengah ledakan jumlah orang asing di dalam negeri. Tingkat kelahiran di Korsel telah merosot ke tingkat terendah sejak tahun 1984.

Bahkan di artikel Korea Times, terdapat seruan untuk membentuk kementerian yang mengatur volume imigrasi. Sementara itu CNN melaporkan, hampir 6 ribu orang Rusia telah mencari suaka di Korea Selatan pada tahun 2023.

Hal itu mungkin didukung juga dengan biaya hidup yang murah. Pria asal Inggris yang baru-baru ini pindah ke Cheongju untuk mengajar bahasa Inggris pun mengakuinya.

Namun, salah satu penyebab rendahnya peningkatan penduduk mungkin saja disebabkan karena sulitnya menjalin cinta di Korea Selatan. Hal itu dituturkan oleh pengguna di Reddit.

"Saya telah berada di sini selama delapan tahun, tidak memiliki pengetahuan tentang budaya atau bahasa Korea. Mencari pekerjaan tidak masalah, mencari rumah tidak masalah, membuka bank tidak masalah, memiliki telepon tidak masalah, belajar bahasa Korea tidak masalah, bertahan hidup di pedesaan juga tidak masalah," ujarnya dalam sebuah komentar di thread Reddit.

"Secara harfiah, satu-satunya masalah yang konsisten yang saya alami adalah kencan. Dalam 8 tahun, saya sudah 3 kali berkencan, dan semuanya meninggalkan saya setelah kencan," sambungnya.


(wkn/wsw)

Read Entire Article