Perlu Tahu, Ini yang Terjadi Ketika Tubuh Terpapar BPA

1 week ago 3
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Luasnya pemanfaatan BPA atau Bisphenol A dalam kehidupan sehari-hari membuat paparan senyawa ini sulit dihindari. Tapi tidak selalu berarti buruk, selama dalam kadar aman maka tubuh punya mekanisme untuk menghindari dampaknya bagi kesehatan.

Dikutip dari How to understand BPA correctly, BPA yang masuk ke dalam tubuh, baik melalui pencernaan, kontak kulit, maupun pernapasan, akan diserap oleh saluran cerna yakni di usus lalu dimetabolisme di hati. Di organ tersebut, BPA mengalami proses glukuronidasi dan sulfurasi sehingga menjadi bentuk tidak aktif.

"Sekitar 90 persennya itu sudah dinetralkan oleh tubuh, jadi nggak ada isu baik dari BPA-nya maupun yang lain, itu sudah dinetralkan," kata dr Aditiawarman Lubis, MPH, praktisi kesehatan dari Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia, dalam diskusi detikcom Leaders Forum baru-baru ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah melalui sistem metabolisme, BPA dalam bentuk tidak aktif akan dikeluarkan melalui empedu dan urine. Sementara itu, BPA dalam bentuk aktif yang masih memiliki aktivitas seperti hormon esterogen hanya tersisa dalam kadar yang sangat rendah yakni kurang dari 10 persen.

Untuk menghindari paparan BPA dalam kadar yang mengganggu kesehatan, Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan telah mengatur batas maksimal migrasi BPA maksimal 0,6 bpj (600 mikrogram/kg). Faktanya, sebuah penelitian mengungkap migrasi BPA yang terjadi pada wadah plastik pada penggunaan normal tidak lebih dari 2 nanogram tiap penggunaan.

Sebagai gambaran, jika seseorang mengonsumsi botol berisi 2 liter air maka paparan BPA yang terjadi pada kadar tersebut adalah 6 nanogram/kg berat badan/hari. Angka ini jauh di bawah batas maksimal yang dianggap punya risiko kesehatan.

Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) menetapkan, batas aman paparan BPA sebesar 4 mikrogram/kg berat badan/hari atau 4.000 nanogram/kg/hari. Artinya, seseorang dengan berat badan 60 kg tidak akan mengalami risiko kesehatan jika terpapar 240 mikrogram per hari.


(up/up)

Read Entire Article