Tangani Cacar Monyet di Afrika, Pandemic Fund Kucurkan Dana Rp 1,9 T

3 hours ago 4
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Dewan Dana Pandemi atau Pandemic Fund menyetujui pengucuran dana US$ 128,89 juta atau Rp 1,94 triliun (kurs Rp 15.100) untuk penanganan wabah cacar monyet atau Mpox. Dana tersebut akan disalurkan ke 10 negara prioritas yang terjangkit wabah tersebut.

Dikutip dari keterangan resmi Dewan Dana Pandemi, Sabtu (21/9/2024), pendanaan yang disetujui memprioritaskan negara-negara yang mengalami sirkulasi aktif Clade I dan menghadapi ancaman baru yang akut.

Negara-negara yang mendapatkan manfaat termasuk Republik Demokratik Kongo (DRC), Burundi, Rwanda, Uganda, Kenya, Sudan, Djibouti, Ethiopia, Somalia, dan Sudan Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dukungan tersebut akan memperkuat kapasitas negara dan regional di bidang-bidang penting, seperti pengawasan penyakit, diagnostik, jaringan laboratorium, dan tenaga kesehatan. Semuanya penting untuk memperkuat keamanan kesehatan di kawasan tersebut, sambil mengatasi tantangan langsung yang ditimbulkan mpox.

Lima proyek yang akan didukung di bawah alokasi cepat untuk mpox akan meningkatkan pengawasan nasional dan lintas batas serta sistem peringatan dini; memperkuat kapasitas laboratorium untuk deteksi penyakit, pengurutan, dan pengawasan genomik.

Lalu membangun tenaga kerja terampil untuk mendeteksi ancaman dan keadaan darurat kesehatan, dan mendorong koordinasi multisektoral untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi melalui pendekatan Satu Kesehatan.

Sebagai bagian dari keputusan penting ini, Pandemic Fund meningkatkan total dana untuk Panggilan Proposal kedua sebesar US$ 47,4 juta, sehingga total dana menjadi US$ 547,4 juta. Pada bulan Oktober, Dewan Fund akan bersidang lagi untuk memutuskan alokasi dana yang tersisa berdasarkan Panggilan Proposal kedua.

Dukungan Dana Pandemi bagi negara-negara terdampak mpox sangat penting untuk melaksanakan Rencana Kesiapsiagaan dan Respons Kontinental Mpox WHO-Afrika CDC untuk Afrika. Bantuan ini tidak hanya meningkatkan kapasitas benua tersebut untuk mengatasi ancaman kesehatan saat ini, tetapi memperkuat kemampuannya untuk menanggapi tantangan di masa mendatang.

(ily/ara)

Read Entire Article