Jakarta -
Desa Yosomulyo di Kecamatan Gambiran, Banyuwangi sukses menggelar atraksi tari kolosal yang diikuti lebih dari 1.000 warga desa setempat, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Pertunjukan kolosal ini digelar di Lapangan Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Minggu sore.
Para penari membawakan tari Cahkilan dan Janthilan yang menggambarkan kerukunan warga desa di antara perbedaan antar warga. Tari tersebut dibawakan dengan sangat apik dan rancak.
Ribuan masyarakat terlihat tumpah ruah mengelilingi lapangan desa sambil menikmati pertunjukan kolosal tersebut. Acara ini turut dihadiri Bupati Ipuk Fiestiandani yang tampak menikmati atraksi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ipuk mengungkapkan event ini menjadi bukti semangat gotong royong masyarakat dalam memajukan kebudayaan daerah.
"Membangun desa bukan melulu soal membangun infrastruktur, tapi juga membangun budaya dan manusianya. Yosomulyo Menari membuat saya bangga dan menghilangkan kekhawatiran kita bersama akan tergerusnya budaya daerah," kata Ipuk dalam keterangan tertulis, Minggu (15/9/2024).
Menurutnya, acara ini juga membuktikan warga Banyuwangi senantiasa menjunjung tinggi seni budaya daerah serta bangga dan siap melestarikan budaya daerahnya.
"Luar biasa, seluruh warga desa guyub dan gotong royong membangun budaya Banyuwangi. Dampaknya juga dirasakan oleh UMKM, pelaku seni, dan lainnya. Kami berharap semangat ini bisa dicontoh oleh desa-desa lain di Banyuwangi," ungkapnya.
Adapun tema acara yang diusung Yosomulyo Menari adalah 'Desaku Berbeda Tapi Mesra'. Para penari dikisahkan sebagai warga yang dihadapkan perbedaan ras, suku, dan agama.
Dalam gelaran seni ini, terlihat pula barong yang digambarkan sebagai hama pertanian yang harus dihadapi oleh warga. Fragmen tersebut kemudian ditutup dengan ribuan penari yang berjejer di tengah, menandakan kerukunan warga Desa Yosomulyo yang tak runtuh walau diterpa masalah.
Kepala Desa Yosomulyo, Joko Utomo Kurniawan menjelaskan 'Yosomulyo Menari' diikuti oleh perwakilan seluruh dusun di Desa Yosomulyo. Mereka dilatih oleh 100 mentor yang disiapkan oleh pemerintah desa.
"Jadi setiap hari mereka dilatih menari, semua dari nol latihannya. Di balik latihan bersama ini adalah cara kami untuk merajut kerukunan warga desa," pungkas Joko.
(akn/ega)