Jakarta -
Sejak diperkenalkan jalur imigrasi otomatis di Bandara Changi Singapura pada Mei lalu, ada peningkatan persentase pelancong yang ditolak masuk ke negara tersebut.
Hal itu diungkapkan Menteri Negara Dalam Negeri Singapura, Sun Xueling, pada sesi parlemen Senin (9/9). Ia mengungkapkan tentang meningkatnya jumlah turis yang dipengaruhi teknologi yang digunakan.
Seperti dilansir The Straits Times, Sun Xueling menyatakan, berkat izin imigrasi otomatis, pemeriksaan imigrasi dilakukan lebih awal dan teknologi dapat digunakan lebih luas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, dia sendiri tidak memberikan angka yang spesifik tentang peningkatan pelancong yang ditolak masuk Singapura.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Singapura K. Shanmugam mengatakan di parlemen pada hari Senin lalu, sebelumnya, setiap bulan sekitar 2.500 pengunjung ditolak masuk di pos pemeriksaan Singapura karena berbagai alasan.
Sejak Mei 2024, semua pelancong asing yang tiba di Singapura, terlepas dari kewarganegaraannya, telah dapat menggunakan jalur otomatis di Bandara Changi untuk izin imigrasi.
Sistem ini memungkinkan pengunjung yang masuk Singapura untuk menggunakan iris dan biometrik wajah mereka untuk izin tanpa perlu menunjukkan paspor mereka.
Menurut Channel News Asia, Singapura mungkin menjadi negara pertama di dunia yang mengizinkan semua pelancong asing, termasuk pengunjung baru, untuk menggunakan jalur otomatis tanpa registrasi sebelumnya.
Pemerintah Singapura berencana untuk memasang sekitar 800 jalur otomatis tersebut di seluruh pos pemeriksaan Singapura pada tahun 2026.
Tahun ini, Bandara Internasional Hamad di Doha melampaui Bandara Changi dan mengklaim gelar bandara terbaik dunia pada penghargaan tahunan Skytrax. Namun, Changi tetap diakui sebagai bandara terbaik dunia untuk layanan imigrasi.
(wkn/wkn)